korespondensi jurnal

Apa Itu Korespondensi Jurnal?

korespondensi jurnal

Dalam dunia akademik dan penelitian, istilah “korespondensi jurnal” merujuk pada komunikasi resmi antara penulis naskah ilmiah dengan editor atau pihak lain yang terlibat dalam penerbitan jurnal. Proses ini merupakan bagian penting dalam penerbitan artikel ilmiah karena memastikan transparansi, kejelasan, dan profesionalisme selama perjalanan naskah dari pengajuan hingga publikasi.

Bukti korespondensi jurnal merupakan dokumen yang menampilkan komunikasi antara penulis artikel ilmiah dengan editor jurnal. Dokumen ini sering menjadi salah satu syarat penting dalam berbagai keperluan akademik, seperti pengajuan kenaikan pangkat, laporan penelitian, atau akreditasi institusi. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara rinci pengertian, manfaat, dan cara menyusun bukti korespondensi jurnal yang benar. Beberapa elemen penting yang sering ditemukan dalam bukti ini meliputi:

  1. Konfirmasi Pengajuan Manuskrip: Pernyataan dari jurnal bahwa manuskrip telah diterima untuk proses lebih lanjut.
  2. Hasil Review: Komentar atau evaluasi dari reviewer mengenai manuskrip yang diajukan.
  3. Surat Penerimaan (Letter of Acceptance/LoA): Bukti resmi bahwa artikel telah diterima untuk diterbitkan.

Manfaat Bukti Korespondensi Jurnal

Bukti korespondensi jurnal memiliki berbagai fungsi penting dalam dunia akademik, di antaranya:

  1. Validasi Karya Ilmiah: Membuktikan bahwa artikel yang diajukan telah melalui proses peer-review yang kredibel.
  2. Persyaratan Kenaikan Pangkat: Dalam dunia akademik, bukti ini sering menjadi dokumen wajib untuk mengajukan kenaikan jabatan fungsional.
  3. Dokumen Akreditasi: Institusi pendidikan dan penelitian menggunakan bukti ini sebagai bagian dari dokumen pendukung akreditasi.
  4. Administrasi Hibah Penelitian: Bukti ini sering diminta dalam laporan penggunaan dana penelitian atau saat pengajuan hibah baru.

Cara Membuat Bukti Korespondensi Jurnal

Untuk menyusun bukti korespondensi jurnal yang baik, ikuti langkah-langkah berikut:

  1. Simpan Semua Email Penting: Setiap email yang Anda terima dari editor jurnal, mulai dari konfirmasi hingga hasil review, harus disimpan dengan rapi.
  2. Buat Folder Khusus: Atur folder email khusus untuk jurnal yang sedang Anda tuju agar mudah diakses saat dibutuhkan.
  3. Susun Dokumen Pendukung: Jika diperlukan, cetak seluruh komunikasi dalam bentuk fisik atau PDF dengan format yang rapi.
  4. Pastikan Informasi Lengkap: Bukti harus memuat nama jurnal, judul artikel, nama penulis, serta tanggal pengajuan dan penerimaan.
  5. Gunakan Format yang Profesional: Susun dokumen secara kronologis sehingga alur komunikasi mudah dipahami.

Kesalahan yang Harus Dihindari

Meski tampak sederhana, ada beberapa kesalahan umum yang sering terjadi dalam pembuatan bukti korespondensi jurnal:

  1. Informasi Tidak Lengkap: Misalnya, tidak mencantumkan nama jurnal atau tanggal penerimaan artikel.
  2. Dokumen Tidak Terorganisir: Email atau bukti yang tidak disusun dengan baik dapat menyulitkan proses validasi.
  3. Mengabaikan Surat LoA: Beberapa penulis lupa menyimpan surat penerimaan resmi yang merupakan elemen penting dalam bukti korespondensi.
  4. Kehilangan Email Penting: Tidak membuat cadangan email atau data terkait proses publikasi.

Tips Agar Korespondensi Jurnal Lancar

Agar proses korespondensi berjalan lancar, berikut beberapa tips yang bisa Anda terapkan:

  1. Gunakan Bahasa Profesional: Pastikan setiap komunikasi dengan editor menggunakan bahasa yang sopan dan profesional.
  2. Tanggapi Email dengan Cepat: Jangan menunda untuk merespons permintaan revisi atau klarifikasi dari pihak jurnal.
  3. Baca Panduan Jurnal: Sebelum mengajukan artikel, pelajari panduan jurnal agar proses pengajuan sesuai dengan ketentuan.
  4. Backup Data Secara Berkala: Simpan salinan email dan dokumen penting di cloud atau perangkat penyimpanan lainnya.

Berikut Proses Korespondensi Jurnal

1. Pengajuan Naskah (Submission)

Tahap awal dimulai saat penulis mengirimkan artikel melalui sistem online jurnal. Dalam proses ini, penulis akan menerima:

Konfirmasi penerimaan naskah: Email otomatis yang berisi nomor referensi pengajuan naskah.

Permintaan tambahan dokumen: Editor dapat meminta file pendukung, seperti pernyataan konflik kepentingan, data mentah, atau formulir etika penelitian.

2. Komunikasi Selama Proses Review

Setelah pengajuan, naskah akan dinilai oleh editor dan penelaah sejawat (peer reviewers). Korespondensi pada tahap ini meliputi:

Feedback awal dari editor: Jika naskah membutuhkan perbaikan format atau tidak sesuai cakupan jurnal.

Hasil tinjauan reviewer: Editor mengirimkan komentar reviewer, yang sering kali memerlukan tanggapan berupa revisi naskah.

Balasan revisi: Penulis harus menjawab setiap komentar reviewer secara detail, biasanya dalam bentuk “response to reviewers” yang sistematis.

3. Keputusan Akhir (Final Decision)

Setelah revisi selesai, editor akan memberikan keputusan apakah naskah:

Diterima untuk diterbitkan

Memerlukan revisi tambahan

Ditolak dengan atau tanpa peluang untuk pengajuan ulang
Penulis sering kali perlu mengklarifikasi keputusan atau memberikan tanggapan jika ada ketidakjelasan dalam hasil evaluasi.

4. Tahap Produksi

Setelah diterima, korespondensi berlanjut untuk memastikan naskah siap diterbitkan. Proses ini mencakup:

Pemeriksaan galley proof: Penulis diminta memeriksa dan menyetujui tata letak akhir artikel.

Izin publikasi: Penulis menyerahkan perjanjian hak cipta atau lisensi yang sesuai.

Kesimpulan

Bukti korespondensi jurnal adalah dokumen yang memiliki peran signifikan dalam mendukung validitas artikel ilmiah. Dengan memahami cara menyusun dan menyimpan bukti ini, Anda dapat menghindari kendala administrasi di masa depan. Pastikan untuk menjaga komunikasi yang baik dengan pihak jurnal dan selalu menyimpan data dengan rapi. Semoga panduan ini membantu Anda dalam mengelola bukti korespondensi jurnal secara efekti

Cara Submit Jurnal Di OJS

Nah, berikut ini kami berikan 8 Cara Submit Jurnal Nasional dan Jurnal Internasional dengan mudah dan cepat.

  • Kedua, Register
  • Lalu isi contact form atau Formulir yang tersedia sepeti gambar diatas
  • Tanda berbintang wajib di isi
  • Ketiga, Make a New Submission
  • Keempat, isi Judul, Kebijakan dan Privasi
  • Keempat, Unggah file sesuai format jurnal
  • Kelima, isi data penulis
  • Sesuaikan dengan naskah
  • Keeenam, Salam pesan kepada editor
  • Ketujuh, Koreksi atau review kembali kelengkapannya
  • Jika sudah oke lalu klik submit
  • Terakhir, Naskah sudah berhasil tersubmit
Categories: ,

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *