Seringkali kita ragu jika ingin publish penelitian di jurnal Internasional Scopus, ada banyak sekali jurnal scopus yang terkadang berpotensi sebagai jurnal predator ataupun discontinue. untuk mengurangi kecemasan tersebut, perlu kalanya kita mengecek jurnal tersebut apakah terindeks scopus atau tidak, cek juga bagaimana scimago/ sjr dari jurnal tersebut. selain dari cek jurnal apakah terindeks scopus atau tidak, disini admin juga ingin mengajak para pembaca untuk mengecek juga apakah jurnal tersebut terdaftar atau tidak di BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional).
Adapun manfaatnya, seperti yang dikutip dari website BRIN berikut. Beberapa manfaat bagi lembaga riset yang sudah terdaftar di Sebaris di antaranya adalah: manfaat fasilitas, SDM periset, Tax-deduction, dan E-katalog. Manfaat fasilitas termasuk fasilitas riset BRIN, peralatan riset BRIN, dan pendanaan riset. Manfaat SDM periset termasuk mobilisasi periset dan kepakaran. Manfaat Tax-deduction yang merupakan fasilitas pengurangan pajak hingga 300% dari belanja riset yang dikeluarkan, dan manfaat E-katalog inovasi untuk memasarkan produk inovasi dengan lebih luas melalui e-katalog. (https://www.brin.go.id/news/113837, 2023)
Lembaga riset yang sudah mendaftar secara mandiri di Sebaris akan mendapatkan nomor identitas lembaga. Pendaftaran lembaga riset ke Sebaris dapat dilakukan dengan mudah secara online di sebaris.brin.go.id. Pendaftar akan diminta untuk mengisi formulir yang cukup sederhana, yaitu dengan menyediakan data lembaga (nama lembaga, akta pendirian, alamat, dan narahubung) dan data kegiatan (belanja riset dan jumlah SDM periset). (https://www.brin.go.id/news/113837, 2023)
Profil BRIN
BADAN RISET INOVASI NASIONAL (BRIN)
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2021, Badan Riset dan lnovasi Nasional (BRIN) adalah lembaga pemerintah yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden dalam menyelenggarakan penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan, serta invensi dan inovasi, penyelenggaraan ketenaganukliran, dan penyelenggaraan keantariksaan yang terintegrasl.
BRIN awalnya menjadi satu kesatuan dengan Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek), Namun dalam perjalanannya, Pada 5 Mei 2021, Joko Widodo menandatangani Peraturan Presiden Nomor 33 Tahun 2021, yang secara efektif menetapkan BRIN sebagai satu-satunya badan penelitian nasional. Peraturan tersebut memutuskan bahwa semua badan penelitian nasional Indonesia seperti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) bergabung menjadi BRIN. Posisi BRIN bukan lagi sebagai regulator, karena fungsi regulasi tetap berada di kementerian, BRIN menjadi satu badan tersendiri dengan ada peleburan BATAN, BPPT, LAPAN dan LIPI serta lembaga riset di kementerian dan lembaga. Kini BRIN dipimpin oleh Laksana Tri Handoko yang sebelumnya memimpin LIPI.
Cara cek jurnal yang terdaftar di BRIN
- kunjungi Laman resmi pencarian BRIN berikut untuk linknya https://reputasipublikasi.brin.go.id/?option=issn&keyword=24729884&key=24729884&tahun=2024
- kemudian akan masuk pada tampilan berikut
3. setelah memasuki halaman berikut masukan tahun jurnal yang akan di cari, dan pilih Semua reputasi pada kolom bagian “Pilih Reputasi”.
4. Pilih Kata kunci sesuai dengan “nama jurnal/Prosiding” atau “ISSN/E-ISSN” atau bisa juga “nama Penerbit buku”. contoh disini admin masukan nomor ISSN/E-ISSN dari jurnal yang akan dicari.
5. Setelah masukan nomor ISSN, klik nomor yang muncul dibawahnya, dan Klik “Cari”. Jika jurnalnya terdaftar di BRIN, maka jurnal tersebut akan muncul. sebaliknya, jika tidak muncul maka jurnal tersebut tidak terdaftar di BRIN. seperti berikut:
Cara Publikasi Jurnal Scopus
1. Pilih Topik Penelitian yang Relevan dan Terkini
- Relevansi dan Kebaruan: Pastikan topik penelitian Anda relevan dengan tren penelitian saat ini dan memiliki nilai kebaruan. Topik yang menarik dan berkontribusi signifikan terhadap bidang studi Anda memiliki peluang lebih besar untuk diterima. Literatur Terkini: Lakukan tinjauan literatur menyeluruh untuk memastikan bahwa penelitian Anda memperbarui atau menambah pengetahuan yang ada. Mengutip artikel-artikel terbaru dari jurnal bereputasi juga akan memperkuat posisi penelitian Anda.
2. Pilih Jurnal yang Tepat
- Keselarasan Topik: Pilih jurnal yang topiknya sesuai dengan penelitian Anda. Baca panduan bagi penulis dan pastikan penelitian Anda sesuai dengan cakupan dan tujuan jurnal. Reputasi dan Indeksasi: Pastikan jurnal yang Anda pilih terindeks di Scopus. Anda dapat memeriksa daftar jurnal yang diindeks di Scopus melalui situs web resmi mereka. Faktor Dampak dan Review Time: Perhatikan faktor dampak jurnal dan waktu yang dibutuhkan untuk proses review. Jurnal dengan faktor dampak tinggi cenderung lebih selektif, namun memberikan lebih banyak pengakuan jika diterima.
3. Siapkan Manuskrip dengan Baik
- Struktur Manuskrip: Ikuti struktur standar artikel ilmiah: judul, abstrak, pendahuluan, metode, hasil, diskusi, kesimpulan, dan referensi. Pastikan setiap bagian disusun dengan baik dan jelas. Gaya Penulisan: Gunakan bahasa formal dan teknis yang sesuai dengan bidang studi Anda. Hindari kesalahan tata bahasa dan ejaan yang dapat mengurangi kredibilitas naskah Anda. Cek Format dan Panduan Jurnal: Setiap jurnal memiliki panduan bagi penulis yang harus diikuti. Pastikan format, gaya kutipan, dan aturan lainnya sesuai dengan panduan jurnal yang Anda pilih.
4. Lakukan Penyuntingan dan Proofreading
- Revisi Internal: Lakukan revisi internal dengan bantuan rekan sejawat atau mentor untuk mendapatkan masukan konstruktif. Proofreading Profesional: Pertimbangkan untuk menggunakan layanan proofreading profesional untuk memastikan naskah Anda bebas dari kesalahan bahasa dan format.
5. Pengajuan Manuskrip
- Sistem Pengajuan Online: Sebagian besar jurnal menggunakan sistem pengajuan online. Buat akun, lengkapi profil Anda, dan unggah manuskrip sesuai dengan instruksi. Surat Pengantar: Sertakan surat pengantar yang menjelaskan pentingnya penelitian Anda dan mengapa jurnal tersebut adalah platform yang tepat untuk publikasi.
6. Proses Review
- Peer Review: Manuskrip Anda akan melalui proses peer review di mana para ahli di bidang terkait akan mengevaluasi kualitas dan kontribusi penelitian Anda. Revisi Berdasarkan Masukan Reviewer: Tanggapi masukan dari reviewer dengan serius. Revisi manuskrip Anda sesuai dengan saran dan koreksi yang diberikan. Resubmisi: Setelah revisi, unggah kembali manuskrip yang telah diperbaiki dan tunggu keputusan akhir dari editor.
7. Keputusan Akhir dan Publikasi
- Penerimaan atau Penolakan: Anda akan menerima pemberitahuan apakah manuskrip Anda diterima, perlu revisi lebih lanjut, atau ditolak. Jika diterima, ikuti proses akhir yang diminta oleh jurnal untuk publikasi. Penolakan: Jika manuskrip Anda ditolak, jangan berkecil hati. Gunakan umpan balik dari reviewer untuk memperbaiki naskah Anda dan pertimbangkan untuk mengirimkan ke jurnal lain.
8. Promosikan Publikasi Anda
- Jaringan Akademik: Bagikan publikasi Anda melalui jaringan akademik seperti ResearchGate, Academia.edu, atau LinkedIn untuk meningkatkan visibilitas. Konferensi dan Seminar: Presentasikan hasil penelitian Anda di konferensi dan seminar untuk mendapatkan umpan balik lebih lanjut dan memperluas jaringan Anda.
Manfaat Scopus
Kolaborasi Penelitian: Profil penulis dan data kolaborasi di Scopus dapat membantu peneliti menemukan kolaborator potensial dan memperluas jaringan penelitian mereka.
Visibilitas Global: Artikel yang diterbitkan dalam jurnal yang terindeks di Scopus mendapatkan visibilitas global, meningkatkan peluang untuk dibaca dan dikutip oleh peneliti lain di seluruh dunia.
Pengakuan Akademik: Publikasi di jurnal yang terindeks di Scopus sering dianggap sebagai pencapaian prestisius dalam komunitas akademik dan ilmiah.
Alat Evaluasi Kinerja: Dengan data kutipan dan alat analisis, peneliti dan institusi dapat mengevaluasi kinerja penelitian mereka, mengidentifikasi tren, dan menentukan strategi penelitian di masa depan.
Akses ke Literatur Terbaru: Scopus menyediakan akses ke literatur penelitian terbaru di berbagai bidang, membantu peneliti tetap up-to-date dengan perkembangan terbaru dalam bidang studi mereka.
Tips Tambahan
- Konsistensi dan Etika Penulisan: Selalu jaga konsistensi dalam penulisan dan hindari segala bentuk plagiarisme. Kolaborasi: Bekerja sama dengan peneliti lain dapat meningkatkan kualitas penelitian dan peluang publikasi. Tetap Terinformasi: Selalu update dengan tren penelitian terbaru dan jurnal-jurnal baru yang muncul di bidang Anda.
Cara Cek Jurnal Predator
Untuk memeriksa apakah sebuah jurnal termasuk jurnal predator, terdapat beberapa langkah yang dapat dilakukan. Pertama, periksa apakah jurnal tersebut terindeks di basis data terpercaya seperti Scopus, Web of Science, atau DOAJ untuk jurnal akses terbuka. Hal ini dapat dilakukan dengan mengunjungi situs resmi dan menggunakan fitur pencarian untuk memverifikasi. Selanjutnya, tinjau informasi pada situs jurnal, termasuk alamat website, daftar dewan redaksi, dan proses peer-review yang jelas. Pastikan jurnal memiliki domain profesional, editor yang kredibel, dan tidak mengklaim indeksasi tanpa bukti.
Selain itu, gunakan daftar hitam seperti Beall’s List atau alat seperti Cabell’s Predatory Reports untuk memastikan status jurnal. Perhatikan juga biaya publikasi yang diminta; jurnal predator sering meminta biaya tanpa melalui proses review atau menawarkan biaya yang tidak masuk akal. Evaluasi kualitas artikel yang diterbitkan, apakah profesional dan relevan, serta cari testimoni atau pengalaman dari penulis lain yang pernah bekerja sama dengan jurnal tersebut. Jika masih ragu, konsultasikan dengan ahli, kolega, atau institusi akademik yang sering memiliki daftar jurnal terpercaya. Langkah-langkah ini penting untuk menghindari kerugian finansial dan menjaga reputasi akademik.
Tidak yakin mengenai metodologi untuk menilai jurnal predator? Tidak ada alasan untuk khawatir! Artikel ini bertujuan untuk memberi Anda beberapa strategi efektif untuk evaluasi jurnal predator yang efisien.
Apa Itu Jurnal Predator?
Sebelum mempelajari diskusi penting mengenai metodologi untuk mengidentifikasi jurnal predator, sangat penting untuk terlebih dahulu memahami dan mendefinisikan konsep jurnal predator.
Jurnal predator dapat dicirikan sebagai kategori publikasi ilmiah yang gagal mematuhi kriteria kualitas yang ditetapkan dalam penerbitan ilmiah.
Jurnal semacam itu sering menjanjikan publikasi yang dipercepat dengan biaya yang cukup besar, Namun, proses peninjauan artikel dilakukan dengan ketelitian yang tidak memadai atau sama sekali tidak ada.
Cara Mengevaluasi Jurnal Predator
Untuk menghindari jebakan yang terkait dengan jurnal predator, seseorang dapat menggunakan platform berikut untuk verifikasi.
PAK Dikti
Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, telah membentuk sistem yang dikenal sebagai PAK Dikti (Trust Accreditation Base).
Dalam repositori ini, seseorang dapat memastikan apakah jurnal memiliki akreditasi dan dianggap dapat dipercaya.
Jika jurnal tidak ada dalam daftar atau diklasifikasikan sebagai jurnal predator, peringatan biasanya dikeluarkan dalam sistem ini.
Daftar Beall
Daftar Beall merupakan database yang disusun oleh Jeffrey Beall, seorang pustakawan yang telah secara ekstensif menyelidiki fenomena jurnal predator.
Basis data ini mengalami pembaruan rutin dan mencakup kompilasi jurnal yang diduga terlibat dalam praktik predator.
Jurnal Predator
Selain PAK Dikti dan Daftar Beall, ada platform lain yang dikenal sebagai Jurnal Predator, yang menawarkan ringkasan jurnal predator. Situs ini juga diperbarui secara rutin untuk mencerminkan informasi terkini.
Baca Juga: 4 Daftar Jurnal Yang Publish Cepat Setiap Bulan
Karakteristik Jurnal Predator
Proses Editorial Cepat:
Jurnal predator sering menegaskan kemampuan mereka untuk menerbitkan artikel ilmiah dalam jangka waktu yang sangat singkat, kadang-kadang hanya dalam beberapa hari.
Biaya Publikasi Tinggi: Jurnal predator umumnya mengenakan biaya publikasi selangit yang secara signifikan melebihi tarif standar jurnal ilmiah terkemuka.
Presentasi Jurnal Tidak Profesional: Desain situs web jurnal predator sering menunjukkan estetika yang sederhana, penuh dengan ketidakakuratan tata bahasa dan kurangnya informasi substantif.
Garis Waktu Publikasi Ambigu: Garis waktu publikasi jurnal predator sering tidak menentu atau mungkin sama sekali tidak ada.
Konten Jurnal yang Tidak Terorganisir: Artikel yang diterbitkan dalam jurnal predator sering ditandai dengan kualitas di bawah standar, menampilkan banyak kesalahan tata bahasa dan tipografi, dan tidak mematuhi standar penulisan ilmiah konvensional.
Cakupan Berbagai Disiplin Ilmiah: Jurnal predator biasanya mencakup beragam bidang ilmiah, tidak memiliki bidang spesialisasi yang berbeda.
Dewan Editorial yang Dipertanyakan: Anggota dewan editorial jurnal predator sering kali menantang untuk memverifikasi atau memiliki kredensi yang dipertanyakan.
Peer Review yang tidak memadai: Proses peer review, yang merupakan kriteria mendasar untuk kualitas dalam penerbitan ilmiah, sering diabaikan atau sama sekali tidak ada dalam jurnal predator.
Jurnal Non-Indeks dalam Database Kredibel: Jurnal predator biasanya tidak termasuk dalam indeks jurnal ilmiah yang diakui secara global, seperti Scopus atau Web of Science.
Undangan Email yang Sering Tidak Diminta: Jurnal predator biasanya menyebarkan email massal kepada peneliti, memikat mereka dengan janji publikasi yang cepat dan tidak rumit.
Baca Juga: 4 Daftar Jurnal Yang Publish Cepat Setiap Bulan
Dampak Negatif yang Disebabkan oleh Jurnal Predator
Kualitas yang Mengancam
Jurnal predator menghindari proses peer review yang penting dan tidak memiliki mekanisme pengeditan yang komprehensif.
Akibatnya, manuskrip yang ditulis oleh para peneliti disebarluaskan tanpa bentuk perbaikan atau amandemen apa pun, yang secara signifikan meningkatkan kemungkinan ketidakakuratan.
Skenario ini menimbulkan skeptisisme mengenai kaliber jurnal predator, sehingga berkontribusi pada marginalisasi mereka dalam komunitas akademik.
Dengan demikian, menjadi penting bagi penulis untuk menjauhkan diri dari jurnal semacam itu untuk menjaga integritas kontribusi ilmiah yang telah mereka kurasi dengan cermat.
Rentan Plagiarisme
Dengan tidak adanya pengawasan editorial yang ketat dan prosedur validasi, jurnal predator menunjukkan kerentanan yang tinggi terhadap tindakan plagiarisme.
Konsekuensi dari kerentanan ini dapat mencakup penurunan kualitas artikel yang diterbitkan, serta potensi bahaya terhadap kedudukan profesional penulis.
Lebih kritis lagi, keadaan seperti itu dapat mengekspos penulis pada dampak hukum jika entitas mana pun mengejar litigasi.
Ada tindakan memeras penulis
Jurnal predator, yang dicirikan oleh sifat eksploitatifnya, menciptakan jalan bagi individu oportunistik untuk mengambil keuntungan dari penulis.
Sejumlah besar jurnal predator mengenakan biaya pada penulis yang berusaha untuk menyerahkan kontribusi akademis mereka.
Dalam konteks ini, dikombinasikan dengan biaya tambahan, penulis mungkin menemukan diri mereka dalam posisi rentan di mana mereka menjadi target pemerasan.
Sementara itu, kualitas karya ilmiah yang mereka hasilkan mungkin kurang dari standar optimal, dan publikasi mereka mungkin kurang mendapat pengakuan dari entitas terkemuka.
Memberi Penulis Reputasi Buruk
Penulis sering secara tidak sengaja menerbitkan dalam jurnal predator, situasi yang dapat berasal dari pemahaman mereka yang tidak memadai tentang implikasi dan karakteristik jurnal tersebut.
Kurangnya kesadaran ini dapat menyebabkan terjebak mereka dalam penerbitan predator, yang pada akhirnya menodai reputasi profesional mereka.
Sangat penting untuk mengakui bahwa jurnal predator dikaitkan dengan kualitas yang lebih rendah dan secara inheren rentan terhadap plagiarisme.
Akibatnya, ketika karya mereka diterbitkan melalui jurnal-jurnal ini, reputasi penulis menjadi terkait erat dengan sifat publikasi yang tidak memiliki reputasi baik.
Baca Juga: 4 Daftar Jurnal Yang Publish Cepat Setiap Bulan
Cara Mengecek Jurnal Terindeks Scopus
Nah, bagi individu yang mencari artikel akademis yang menjelaskan proses mengunggah jurnal Scopus, artikel ini berfungsi sebagai sumber yang komprehensif, karena dengan cermat memeriksa seluk-beluk prosedur ini; kami mendorong pembaca untuk terlibat dengan konten secara menyeluruh untuk mendapatkan informasi yang diperlukan.
Diketahui dengan baik bahwa metodologi untuk mengunggah jurnal Scopus sebagian besar dijalankan oleh anggota civitas akademika, termasuk mahasiswa, dosen, kandidat doktor, dan peneliti.
Tindakan mengunggah jurnal Scopus memberi akademisi banyak keuntungan, seperti peningkatan akumulasi kredit yang diperlukan untuk mencapai posisi fungsional atau memenuhi prasyarat kelulusan.
Selain itu, pengajuan jurnal berfungsi untuk menambah portofolio akademik, terutama untuk dosen, sedangkan untuk mahasiswa, dapat memenuhi kriteria kelulusan atau tugas terkait kursus.
Cara Upload Jurnal Scopus
Mengunggah jurnal ke database Scopus mencakup berbagai metodologi, terutama untuk penulis atau editor yang ingin memasukkan jurnal ke dalam Scopus. Di bawah ini, kami memberikan gambaran komprehensif tentang prosedur yang terlibat dalam mengunggah jurnal Scopus.
1. Persiapan Jurnal
Langkah awal dalam proses mengunggah jurnal Scopus melibatkan pembentukan jurnal. Sangat penting bahwa jurnal Anda mematuhi standar kualitas dan kesesuaian yang diperlukan untuk dimasukkan dalam indeks Scopus. Jurnal harus menunjukkan kualitas penelitian yang tinggi, sesuai dengan pemformatan yang sesuai dan pedoman struktural, dan mematuhi konvensi penulisan akademik yang ditetapkan.
2. Pendaftaran dan Otentikasi
Langkah selanjutnya dalam proses mengunggah jurnal Scopus berkaitan dengan pendaftaran dan otentikasi. Jika Anda tidak memiliki akun yang sudah ada, Anda perlu mendaftar di situs web Scopus. Setelah pendaftaran berhasil, lanjutkan untuk masuk ke akun Anda.
3. Verifikasi Data Pribadi dan Kelembagaan
Penting untuk memastikan bahwa informasi yang berkaitan dengan diri Anda dan afiliasi akademik Anda dalam profil Anda akurat dan komprehensif. Proses verifikasi ini membantu dalam menetapkan identitas Anda sebagai penulis yang sah.
4. Kompilasi Metadata Jurnal
Kumpulkan informasi terkait tentang jurnal yang ingin Anda unggah. Kompilasi ini harus mencakup judul jurnal, abstrak, daftar penulis, kata kunci, dan informasi tambahan apa pun yang diperlukan oleh Scopus.
5. Pemilihan Penerbit yang Diindeks Scopus
Pastikan jurnal Anda disebarluaskan oleh penerbit yang diakui untuk pengindeksan di Scopus. Jurnal yang dirilis oleh penerbit terkemuka lebih cenderung menerima penerimaan untuk pengindeksan.
6. Pengajuan Aplikasi Publikasi
Unggah jurnal Anda menggunakan sistem publikasi yang disediakan oleh penerbit Anda. Biasanya, penerbit akan menawarkan antarmuka atau sistem yang memfasilitasi penulis dalam mengirimkan jurnal untuk pengindeksan Scopus.
7. Prosedur Peninjauan
Jurnal akan dikenakan prosedur peninjauan yang dilakukan oleh tim editorial Scopus. Proses evaluasi ini mungkin memerlukan banyak waktu, yang berpuncak pada persetujuan atau penolakan pengindeksan jurnal Anda.
8. Revisi dan Amandemen (Opsional)
Jika terjadi penolakan, Anda mungkin menerima umpan balik yang konstruktif bersama dengan kesempatan untuk memperbaiki masalah yang diidentifikasi. Anda dapat mengubah jurnal Anda sesuai dengan rekomendasi yang diberikan sebelum pengiriman ulang.
9. Penerimaan dan Pengindeksan
Setelah penerimaan jurnal Anda, publikasi Anda akan diindeks oleh Scopus, sehingga memastikan aksesibilitasnya ke komunitas ilmiah.
10. Pemeliharaan Informasi
Langkah terakhir dalam mengunggah jurnal Scopus berkaitan dengan pemeliharaan informasi. Sangat penting untuk memastikan bahwa informasi mengenai jurnal tetap terkini dan diperbarui di profil Anda jika ada perubahan yang terjadi.
Tinggalkan Balasan